Gangguan
Psikosomatis (Psychosomatic Symptoms)
Banyak
kasus dimana analisa dan segala jenis pemeriksaan oleh dokter menunjukkan
seseorang secara fisik tidak mempunyai masalah fisik. Namun pada kenyataannya
orang tersebut mengeluh karena sakitnya.
Masalah-masalah
emosional yang tidak ditangani adalah penyebab 85% penyakit fisik. Itulah
mengapa penanganan penyakit fisik tidak membuahkan hasil yang tuntas karena
mengabaikan masalah emosional
Gangguan
psikosomatis atau somatisasi adalah gangguan psikis yang menyebabkan gangguan
fisik. Dengan kata lain, psikosomatis adalah penyakit fisik yang disebabkan
oleh program pikiran negatif dan/atau masalah emosi seperti stress, depresi,
kecewa, kecemasan, rasa berdosa, dan emosi negatif lainnya. Gangguan ini tidak
hanya terjadi pada orang dewasa, anak-anak pun bisa mengalaminya.
Menurut
pakar, gangguan Psikosomatis berasal dari "psycho" yang artinya
pikiran dan "soma" yang berarti tubuh, dan dalam bidang di mana
keduanya berkaitan. Secara khusus ini merupakan penelitian mengenai berapa
penyakit yang dimulai dari pikiran dan akhirnya mempengaruhi tubuh. Ini
berhubungan dengan kekacauan yang menyeluruh secara mental dan bukan secara
fisik. Ini juga berhubungan dengan interaksi pikiran pada tubuh. Meskipun
banyak mencapai titik terang melalui penelitian baru-baru ini, tetapi masih ada
daerah besar yang masih menjadi misteri dan banyak hal yang belum dimengerti.
Kenyataan yang telah jelas dan telah dibangun adalah bahwa pikiran memiliki
pengaruh yang sangat kuat pada tubuh dan kekacauan secara psikologis sering
memanifestasikan dirinya dalam gejala fisik.
Ketika
emosi negatif sedang melanda pikiran, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin,
jantung berdebar lebih cepat, timbul keringat, dan akan timbul rasa nyeri di
dada maupun di perut. Emosi negatif,
seperti ketakutan, kecemasan, amarah, perasaan bersalah dan kesedihan. Hal ini dapat dipicu oleh stres, tekanan,
kehilangan anggota keluarga, dan berbagai macam perubahan dalam kehidupan
lainnya.
Selain
itu perlu disadari juga bahwa pikiran dapat menyebabkan gejala fisik. Sebagai
contoh, ketika seseorang takut atau cemas dapat memacu detak jantung yang
cepat, jantung berdebar, merasa sakit, gemetar (tremor), berkeringat, mulut
kering, sakit dada, sakit kepala, dan bernafas cepat. Gejala-gejala fisik
tersebut melalui saraf otak mengirim impuls tersebut ke berbagai bagian tubuh,
dan pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.
Bagaimana
cara membedakan psikosomatis dengan penyakit biasa?
Ciri-cirinya
psikosomatis ditandai dengan adanya keluhan dengan gejala fisik yang beragam,
antara lain seperti yang anda rasakan yaitu mulai dari pegal-pegal, nyeri di
bagian tubuh tertentu, mual, muntah, kembung atau perut tidak enak, sendawa,
serta sekujur tubuh terasa tidak nyaman. Tak jarang, ada yang merasa kulitnya
seperti gatal, kesemutan, mati rasa, pedih seperti terbakar, dan sebagainya.
Rasa
sakit di kepala (seperti migrain), nyeri di bagian dada, punggung dan tulang
belakang, linu pada persendian, bahkan sampai rasa nyeri saat berhubungan seks
juga bisa saja disebabkan oleh masalah emosi.
Keluhan
semacam itu bisa berlangsung lama dan berulang-ulang serta berganti-ganti atau
berpindah-pindah tempat, dan memang bisa dirasa sangat mengganggu sehingga
wajar jika Anda bolak-balik memeriksakan diri ke dokter.
Gangguan
pikiran dan emosi mungkin melempar ke atas semua akibat dari gejala yang
menakutkan. Orang yang mengalami psikosomatis mungkin akan sulit membedakan
apakah penyakit yang diderita itu psikosomatis atau disebabkan gangguan organis
biasa, apalagi jika masalah emosi/pikiran penyebab sakit itu tidak disadari, namun
gejalanya terus berlangsung. Mereka tidak mengada-ada, atau pasien dari
hypochondriac yang membayangkan dirinya menjadi sakit padahal mereka tidak
sakit. Mereka adalah korban dari fenomena psikosomatis yang aneh yang merupakan
akibat langsung dari gangguan pikiran dan emosi
Gejala
penyakit fisik tanpa sebab banyak terjadi pada kaum hawa, terutama pada saat
menjelang usia senja, saat anak sudah beranjak dewasa dan meninggalkan rumah
(sindrom empty nest), atau mungkin saat pasangan hidup sudah tiada. Sedangkan pada kaum laki-laki biasanya hal
ini terjadi karena beban pekerjaan atau pada saat akan memasuki masa pensiun.
Pengobatan
Lalu
apakah penderita psikosomatis ini dapat sembuh? sebetulnya jika mereka
menginginkannya mereka dapat sembuh, dengan bersikap ikhlas, menerima
kenyataan, menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya, dan
senantiasa bersikap positif…. maka semua penyakit fisik itu akan sirna dengan
sendirinya. Namun adakalanya beberapa
orang tidak dapat beranjak dari satu poin penting dalam hidupnya, oleh karena
itu sebetulnya mereka sangat memerlukan bantuan dalam menyembuhkan penyakit
mentalnya ini.
Ada
dua macam pengobatan untuk gangguan psikosomatik, pengobatan fisik dan mental.
Pengobatan fisik disesuaikan dengan penyakit yang diderita. Sedangkan perawatan
mental dapat dilakukan dengan hipnoterapi, obat, atau dengan bantuan psikolog.
Terapi
psikolog, hipnoterapi adalah contoh penyembuhan untuk penderita psikosomatis,
namun jika orang tersebut tidak dapat atau tidak mau menyelesaikan
permasalahannya, maka apa semua terapi itu dapat menyembuhkannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.