Hipokondriasis
adalah keterpakuan pada ketakutan menderita, atau keyakinan bahwa seseorang
memiliki penyakit medis yang serius, meski tidak ada dasar medis untuk keluhan
yang dapat ditemukan.
Ciri-ciri
dari Hipokondriasis ini adalah:
1.
Orang tersebut terpaku pada ketakutan memiliki
penyakit serius atau pada keyakinan bahwa dirinya memiliki penyakit serius.
2.
Ketakutan terhadap suatu penyakit fisik, atau
keyakinan memiliki suatu penyakit fisik, yang tetap ada meski telah diyakinkan
secara medis.
3.
Keterpakuan tidak pada intensitas khayalan dan
tidak terbatas pada kekhawatiran akan penampilan.
4.
Gangguan telah bertahan selama 6 bulan atau
lebih.
5.
Keterpakuan tidak muncul secara eksklusif dalam
konteks gangguan mental lainnya.
EPIDEMIOLOGI
Satu
penelitian terakhir melaporkan pravalensi enam bulan sebesar 4-6% pada populasi
klinik medis umum. Laki-laki dan wanita memiliki perbandingan yang sama. Onset
gejala dapat terjadi pada setiap usia, onset paling sering antara usia 20 dan
30 tahun. Beberapa bukti menyatakan bahwa diagnosis adalah lebih sering
diantara kelompok kulit hitam dibandingkan kulit putih, tetapi posisi social,
tingkat pendidikan, dan status perkawinan tampaknya tidak mempengaruhi
diagnosis.
ETIOLOGI
•
Misinterpretasi gejala-gejala tubuh
Orang
hipokondriakal meningkatkan dan membesarkan sensasi somatiknya. Mereka memiliki
ambang dan toleransi yang lebih rendah dari umumnya terhadap gangguan fisik,
dan menjadi tersinyal oleh hal tersebut karena skema kognitif yang keliru.
•
Model belajar sosial
Gejala
hipokondriasis dipandang sebagai keinginan untuk mendapatkan peranan sakit oleh
seseorang untuk menghadapi masalah yang tampaknya berat dan tidak dapat
dipecahkan.
•
Varian dari gangguan mental lain
Gangguan
yang paling sering dihipotesiskan berhubungan dengan hipokondriasis adalah
gangguan depresif dan gangguan kecemasan.
•
Psikodinamika
Menyatakan
bahwa harapan agresif dan permusuhan terhadap oranglain dipindahkan (melalui
represi dan pengalihan) kepada keluhan fisik. Hipokondriasis juga dipandang
sebagai pertahanan dan rasa bersalah, rasa keburukan yang melekat, suatu
ekspresi harga diri yang rendah, dan tanda perhatian terhadap diri sendiri
(self-concern) yang berlebihan.
DIAGNOSIS
Menurut
Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV, simtom hipokondriasis
meliputi:
A.
Preokupasi dengan ketakutan menderita, atau ide bahwa ia menderita, suatu
penyakit serius didasarkan pada interpretasi keliru orang tersebut terhadap
gejala¬gejala tubuh.
B.
Preokupasi menetap walaupun telah dilakukan pemeriksaan medis yang tepat dan penentraman.
C.
Keyakinan dalam kriteria A tidak memiliki intensitas waham (seperti gangguan
delusional, tipe somatik) dan tidakterbatas pada kekhawatiran tentang
penampilan (seperti pada gangguan dismorfik tubuh).
D.
Preokupasi menyebabkan penderitaan yang bermakna secara kilnis atau gangguan
dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
E.
Lama gangguan sekurangnya 6 bulan.
F.
Preokupasi tidak dapat diterangkan lebih baik oleh gangguan kecemasan umum,
gangguan obsesif-kompulsif, gangguan panik, gangguan depresif berat, cemas
perpisahan, atau gangguan somatoform lain.
GAMBARAN KLINIS
Penderita
percaya bahwa mereka menderita penyakit yang parah yang belum dapat dideteksi,
dan mereka dapat mempertahankan suatu keyakinan bahwa mereka memiliki penyakit
tertentu, atau dengan berjalnanya waktu, mereka mungkin mengubah keyakinan
tentang penyakit tertentu. Keyakinan tersebut menetap walaupun hasil
laboratorium adalah negatif. Tetapi keyakinan tersebut tidak sangat terpaku
sehingga merupakan suatu waham. Hipokondriasis seringkali disertai oleh gejala
depresi dan kecemasan, dan seringkali ditemukan bersama-sama dengan gangguan
depresif atau kecemasan.
DIAGNOSIS BANDING
1.
Kondisi medis nonpsikiatrik
Khususnya gangguan yang tampak dengan gejala yang tidak mudah
didiagnosis. Penyakit-penyakit tersebut adalah AIDS, endokrinopati, miastenia
gravis, skerosis multiple, penyakit degeneratif pada system saraf, lupus
eritematosus sistemik, dan gangguan neoplastik yang tidak jelas
2.
Gangguan somatisasi
3.
Perbedaan yang tidak jelas adalah bahwa
penderita hipokondriasis biasanya mengeluh tentang sedikit gejala diabandingkan
penderita dengan gangguan somatisasi
4.
Gangguan somatoform lainnya
a. Penderita
hipokondrial biasanya mencari perhatian untuk anggapan penyakitnya
b. Gangguan
depresi dan gangguan kecemasan
c. Gangguan
buatan dengan gejala fisik berpura-pura
d.
Penderita hipokondiakal sesungguhnya mengalami
dan tidak mensimulasi gejala yang mereka laporkan
TERAPI
a.
Psikoterapi kelompok
Cara ini memberikan dukungan sosial dan interaksi sosial yang
dapat menurunkan kecemasan pasien
b.
Farmakoterapi
Menghilangkan gejala hipokondrial hanya jika penderita
memiliki suatu kondisi dasar yang responsif terhadap obat, seperti gangguan
kecemasan dan gangguan depresi berat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.